LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
KEISOMERAN GEOMETRI
DISUSUN OLEH:
NAMA: RATNA KARTIKA SARI
NIM: A1C117011
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JUIRUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Menggerus sampel asam maleat (apel hijau)
|
Ekstrak diambil 20ml, warna larutan coklat
|
2.
|
Dimasukkan ke labu
dasar bulat, ditambahkan HCl
|
Warna larutan cokelat
tua
|
3.
|
Sampel direfluks selama 10 menit
|
Warna sampel menghitam dan menggelegak
|
4.
|
Disaring sebanyak 2
kali penyaringan
|
Warna endapan hitam,
warna filtrat cokelat pekat
|
5.
|
Dijenuhkan dalam batu es
|
Bau filtrat = karamel
Warna coklat
|
VIII. Pembahasan
Pada isomer geometri dikenal dua istilah, yakni cis- dan
trans-. Untuk dua gugus yang terletak pada satu sisi ikatan pi disebut cis yang
artinya “pada sisi yang sama” dan gugus-gugus yang terletak pada sisi yang
berlawanan disebut trans yang artinya “bersebrangan”.
Suatu isomer geometri
dengan orientasi tertentu dapat diubah orientasinya misalnya pada asam maleat
atau cis-asam
butenadioat yang memiliki dua gugus karboksilat umumnya digunakan
sebagai bahan dasar untuk pembuatan asam fumarat atau trans-asam butenadioat. Isomerisasi tersebut dapat dikatalisis menggunakan berbagai pereaksi seperti asam mineral yakni asam sulfat atau asam khlorida dan tiourea dan
pemanasan yang memadai. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/)
Dalam praktikum kali ini
bisa dikatakan gagal dikarenakan kurangnya pengetahuan dari praktikan. Pada praktikum
kali ini sejatinya kami dituntut untuk lebih kreatif dan berwawasan luas. Dalam
percobaan ini sejatinya kami menggunakan senyawa asam maleat murni. Namun,
karena ketrbatasan bahan di laboratorium, kretifitas kami dituntut untuk
mencari bahan pengganti asam maleat murni. Maka setelah dicari dari beberapa
sumber, apel hijau merupakan bahan yang mengandung asam maleat. Kesalahan kami
yaitu, tak memiliki rasa was-was terhadap apel hijau tersebut (apakah apel
tersebut benar-benar terdapat asam maleat atau tidak) sehingga kami tidak
menguji asam maleat secara kualitatif pada apel tersebut. Kemudian, dalam
mengekstrak asam maleat pun kami tak mencari dahulu pelarut apa yang cocok
dengan asam maleat, bahkan tak menggunakan pelarut. Hanya menggambil sari buah
apel tersebut dengan memeras air apel. Jadi, dalam praktikum ini kami menggunakan
sampel dengan berbagai macam senyawa yang tidak diketahui di dalam sampel
tersebut. Apakah asam maleat ataukah glukosa bahkan bisa jadi senyawa yang
lain.
Sari buah apel tersebut
didapatkan 20 ml dan berwarna coklat. Warna coklat ini diduga merupakan akibat
dari oksidasi senyawa yang ada pada sari buah apel. Kemudian, setelah
ditambahkan dengan HCl warna berubah menjadi lebih pekat. Tujuan dari
penambahan HCl adalah sebagai katalisator dari percobaan ini. Namun dengan
perubahan warna yang ada, artinya HCl bereaksi dengan salah satu senyawa yang
ada pada sampel. Setelah itu masuk ke tahap selanjutnya, yaitu sampel yang
sudah diberi HCl di refluks selama 10 menit. Yang terjadi larutan yang di
refluks tersebut menjadi berwarna kehitaman dan menggelegak. Setelah refluks
dilakukaan penyaringan sebanyak 2 kali dan didapatkan endapan hitam dan filtrat
berwarna coklat tua. Kemudian filtrat di jenuhkan dengan menggunakan batu es. Didapatkan
bau seperti karamel dan berwarna coklat tua. Hal tersebut diduga bau dari
kandungan glukosa yang ada pada apel. Untuk penjenuhan ini, seharusnya bukanlah
filtrat yag di jenuhkan. Akan tetapi endapan yang didapatkan pada penyaringan di
rekristalisasi untuk mendapatkan senyawa asam fumarat yang lebih murni jika
sesuai prosedur. Maka dapat dismpulkan di sini terjadi kesalahan konsepsi saat
memahami rekristalisasi asam fumarat.
IX. Pertanyaan Pasca
1. Jelaskan prinsip dari Refluks!
2. Apa tujuan dari penambahan HCl?
3. Apa fungsi refluks pada percobaan kali ini?
X. Kesimpulan
1. Keisomeran geometri hanya terjadi pada rantai karbon
yang memiliki ikatan rangkap karena pada ikatan rangkap gugus fungsi tidak
bebas berputar tak seperti pada ikatan tunggal.
2. keisomeran artinya berbeda struktur namun dalam satu
rumus kimia yang sama, contohnya asam maleat dengan asam fumarat. Kedua senyawa
tersebut walaupun memiliki rumus kimia yang sama, namun memiliki sifat kimia
dan sifat fisika yang berbeda yang diakibatkan oleh perbedaan geometrinya. Asam
maleat memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan dengan asam fumarat.
XI. Daftar Pustaka
Afiyanti, Nur Amalia. 2016. Isomerisasi Geometri Senyawa
2,4-Dihidroksi3,5,6-Trimetoksi Calkon Melalui Studi Komputasi dan Penerapannya
dalam Pembelajaran. Prosding SNIPS. Bandung : ITB
Fessenden. 1997. Kimia Organik Jilid 1 Edisi 3. Jakarta:
Erlangga
Tim Kimia Organik I. 2016. Penuntun Praktikum Organik I. Jambi:
Universitas Jambi
Fessenden. 1997. Kimia Organik Jilid 1 Edisi 3. Jakarta:
Erlangga
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya Rd. Abdurrahman (A1C117015) akan mejawab no 1. Prinsip refluks yaitu mendidihkan suatu senyawa menggunakan kolom fraksionasi sehingga uap yang terbentuk berkondensasi dan mengalir lagi kebawah (terjadi proses alir balik)
BalasHapusSaya Erwin Pasaribu (A1C117003) akan menjawab pertanyaan nomor 2. HCl digunakan sebagai katalisator denganmemprotonasi salah satu gugus karbonil sehingga ikatan rangkap pada atom karbon dapat beresonansi dan terjadi rotasi pada ikatan tunggal. Terimakasih
BalasHapusarnia haiza annisa ( 049 ) akan menjawab pertanyaan nomor
BalasHapus3. Fungsi refluks pada percobaan ini yaitu untuk membantu proses pemanasan pada asam fumarat dan mengembalikan ikatan rangkap setelah gugus karboksil berotasi dari keadaan cis menjadi trans