JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL
DISUSUN OLEH:
NAMA: RATNA KARTIKA SARI
NIM: A1C117011
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JUIRUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN-06
I.
Judul
Reaksi-Reaksi Alkohol dan Fenol
II.
Hari/Tanggal
Sabtu/30 Maret 2019
III.
Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini,
diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui:
a. Perbedaan
sifat-sifat antara alkohol dan fenol.
b. Jenis-jenis
dan pereaksi yang digunakan untuk
membedakan antara senyawa-senyawa alkohol dan fenol.
c. Azas-azas
dari reaksi tersebut.
IV.
Landasan
Teori
Dalam bukunya Brady (1999), alkohol merupakan senyawa
seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon.
Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai
titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya
sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk
ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik
alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah
titik didihnya. Sedangkan dalam
air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol
dapat berupa cairan encer
dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan.
Dijelaskan oleh Tim Kimia Analitik (2016), gugus
karboksil dalam alkohol dan fenol memungkinkan terjadinya ikatan hidrogen
antara molekul – molekul tersebut dan senyawa lain yang sejenis air. Alkohol dapat
digolongkan menjadi alkohol primer, sekunder, dan juga tersier. Hal tersebut
bergantung dari gugus OH yang berikatan dengan atom karbon yang hanya mengikat
1 atom C, 2 atom C ataupun 3 atom C. Perbedaan tersebut ternyata juga berdampak
dengan kemampuan rekasi antara ketiga golongan alkohol tersebut terhadap
reagent tertentu. Salah satu pengujian yang dapat dilakukan untuk membedakan 3
golongan ini adalah pengujian lucas, dimana pengujian ini didasarkan pada
perbedaan kecepatan reaksi alkohol-alkohol tersebut menjadi klorida. Reagen yang
digunakan dalam pengujian ini yaitu larutan seng klorida dalam HCl pekat.alkohol
yang bereaksi akan segera ditandai dengan adanya suspeni keruh atau lapisan
yang berpisah yang merupakan klorida yang tak bisa larut.
Reaksi-reaksi yang
terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi, reaksi
oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai
hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat
hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus
hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).
Dalam blog (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/)
dikatakan alkohol dan fenol merupakan senyawa penting yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Alkohol dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa
halogen menjadi alkil halida. Selain itu, alkohol juga dapat teroksidasi dan
membentuk senyawa turunan aldehid, keton, eter, ester dan asam karboksilat
bahkan juga bereaksi dengan logam-logam alkali membentuk garam alkoksida. Selain
itu alkohol juga bisa mengalami dehidrasi menjadi senyawa tak jenuh. Untuk mempelajari
lebih lanjut mengenai sifat-sifat fisika dan kimianya. Berikut sifat-sifat dari
alkohol:
a. Titik
didih; semakin panjang rantai hidrokarbonnya titik didihnya semakin tinggi
karena berat molekulnya juga makin tinggi. Khusus alkohol yang berisomer
memperlihatkan titik didih yang berbeda seperti n-butanol(117,7 °C)
dan isobutanol(89 °C) anda dapat menjelaskan mengapa demikian.
b. Ikatan
Hidrogen; ikatan ini dapat terjadi diantara molekul-molekulnya dimana atom
hidrogen dari molekul alkohol yang memiliki muatan parsial positif akan
berinteraksi kuat dengan atom oksigen yang bersifat elektronegatif dan memiliki
pasangan elektorn bebas dari molekul lainnya
c. Efek
Gaya Van der Waals; Gaya dispersi van der Waals dan interaksi dopol-dipol yang
cendrung makin meningkat dengan makin bertambahnya berat molekul alkohol
d. Kelarutan
dalam air;Molekul alkohol dengan berat molekul kecil seperti metanol dan atanol
larut sempurna didalam air. Kelarutan akan semakin berkurang dengan semakin
panjangnya rantai hidrokarbon. Alkohol dengan empat atom karbon atau
lebih penurunan kelarutan semakin terlihat dimana ketika dicampur dengan air
akan terbentuk dua bidang batas pada tabung reaksi.
e. Sifat
Keasaman atau Kebasaan Alkohol; sifat alkohol agak menyerupai air yang bisa
larut dalam suasana asam maupun basa.
V.
Alat
dan Bahan
5.1.
Alat
1. Tabung Reaksi
2. Batang Pengaduk
3. Pipet Tetes
5.2.
Bahan
1. Etanol 13.
1-propanol
2. 2-propanol 14.
N-butil alkohol
3. Sekunder Butil Alkohol 15. Ter-butil alkohol
4. Sikloeksanol 16. Etilen Glikol
5. Fenol 17.
Resorsinol
6. Kolesterol 18.
O-kresol
7. 2-naftol 19.
Larutan NaOH 10%
8. Indikator PP 20. Reagent Lucas
9. Aseton 21.
Reagent Bordwell-Willman
10. Asam Sulfat Pekat 22. Larutan Brom dalam air
11. Asam Asetat Glasial 23. Trifenil Karbonil
12. Larutan FeCl3 10%
VI.
Prosedur
Kerja
6.1.
Kelarutan
Ke dalam enam tabung
reaksi masukkan ½ ml atau 0,2-0,5 gr dari masing-masing senyawa berikut :
etanol, n-butil alkohol, ter-butil alkohol, sikloheksanol, etilen glikol dan
fenol (hati-hati) : fenol jangan mengenal kulit. Bila mengenal kulit akan
terbakar oleh fenol, bila terjadi cuci segera dengan air. Tambahkan 2 ml ke
dalam tiap tabung, aduk da diamati kemudian catat hasil pengamatan.
6.2.
Reaksi dengan Alkali
Ke dalam enam tabung
reaksi masukkan ½ ml atau 0,2-0,5 gr dari masing-masing senyawa berikut : n-butil
alkohol, sikloheksanol, fenol dan 2-naftol. Tambakan 5 ml larutan NaOH 10% ke
dalam tiap tabung, dikocok dan amati serta catat hasilnya.
6.3.
Reaks dengan Natrium
Tempatkan
2 ml dari masing-masing senyawa berikut : dalam tabung reaksi kering berlainan
1- propanol, 2-propanol dan o-kresnol (bila o-kresnol berbentuk kristal,
panaskan sedikit agar melebur). Tambahkan sepotong kecil logam natrium ke dalam
larutan yang ada dalam tabung reaksi, catat asilnya. Tambakan ke dalam larutan
yang diperoleh beberapa tetes indikator phenoftalen dan catat asilnya.
Hati-hati : jangan buang isi tabung-tabung yang berisi natrium yang belum
bereaksi ke dalam bak air, natrium bereaksi eksplosif dengan air. Tambahkan
etanol secukupnya untuk menghilangkan semua natrium yang belum bereaksi,
kemudian buanglah.
6.4.
Pengujian Lucas
Masukkan
2 ml reagent lucas ke dalam empat tabung reaksi. Tambahkan kira-kira 5 tetes
alkohol yang akan diuji, kocok dan catatlah waktu yang diperlukan oleh campuran
sehingga menjadi keruh atau memisah menjadi dua lapisan. Ujilah : 1-butanol.
2-butanol, sikloheksanol, ter-butil alkohol dan catat hasilnya.
Ø Reagent Lucas : Larutkan 340 gr
ZnCl2 kering dalam 230 ml HCL pekat yang dingin sambil dinginkan. Campuran ini
mengasilkan 250 ml reagent.
6.5. Oksidasi dengan Asam Kromat
(Pengujian Bordwell-Weltman)
Masukkan
ml aseton ke dalam lima tabung reaksi yang berbeda. Tiap-tiap tabung
tambahkan satu tetes cairan alkohol atau 10 mg kristal alkohol yang hendak
diuji dan goncanglah hingga larutan menjadi jernih. Lalu tambahkan satu tetes reagent
Bordwell-Wellman sambil digoncang. Ujilah alkohol berikut : 2-butanol,
ter-butil alkohol, kolesterol, dan trifenil karbiol.
Ø Reagent Bordwell-Wellman : Larutkan
25 ml anhidrat kromatid dalam 25 asam sulfat pekat dan hati-hati encerkan
dengan 75 ml air suling.
6.6. Reaksi Fenol dengan Brom
Ke dalam larutan 0,1 gr fenol di dalam 3 ml
air tambahkan aie brom sambil digoncangkan sampai warna kuning tidak berubah
lagi, amatilah.
6.7. Reaksi Fenol dengan Besi (III)
Klorida
Tiga buah tabung reaksi yang berbeda
dilarutkan satu atau dua kristal atau 1-2 tetes senyawa yang akan diuji dalam 5
ml air. Ke dalam tiap tabung reaksi teteskan 1-2 tetes besi (III) klorida, aduk
dan amatilah hasilnya. Ujilah fenol, renorsinol dan 2-propanol kemudian catat
hasilnya.
nah ada beberapa pertanyaan ni, kalau kalian sudah selesai nonton videonya pasti bisa jawab
1. Ada berapa pengujian alkohol dalam video tersebut? sebutkan!
2. Jelaskan hasil dari pengujian pertama!
3. Jelaskan hasil dari pengujian yang ke dua!
Saya Friska Utami (A1C117021) saya akan menjawab pertanyaan no.2. Pada pengujian pertama terlihat bahwa logam natrium yang dimasukkan ke dalam alkohol primer terdapat banyak gelembung seolah olah medidih, sedangkan dalam alkohol sekunder, hanya terdapat sedikit gelembung, dan dalam alkohol tersier, tidak ada gelembung di logam natrium.
BalasHapusNama saya Hefty Juwita (A1C117053), akan menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, pada pengujian yang kedua terlihat bahwa alkohol primer dan alkohol sekunder dapat bereaksi dengan kalium permanganat yang artinya alkohol tersebut dapat teroksidasi tidak seperti alkohol tersier. Terimakasih
BalasHapusPutri Ayu Indah Lestari(05) akan menjawab pertanyaan nomor 1. Dalam pengujian alkohol yaitu uji natriu, uji oksidasi dan uji lucas. Uji lucas adalah uji yang mammpu membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.
BalasHapus