JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
KEISOMERAN GEOMETRI
DISUSUN OLEH:
NAMA: RATNA KARTIKA SARI
NIM: A1C117011
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JUIRUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
(Afiyanti, 2016)
PERCOBAAN 9
I. Judul
Keisomeran Geometri
II.
Hari/tanggal
Jumat/ 26 April 2019
III. Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan
kali ini adalah
1.
Untuk mengetahui Abas dasar keisomeran ruang,khususnya isomer dan geometri
2.
Untuk mengetahui perbedaan konfigurasi cis dan Tran secara kimia dan fisika
IV. Landasan
teori
Sutau senyawa
organik dapat memiliki satu atau dua gugus fungsi dalam rantai karbon yang
memiliki ikatan tunggal ataupun ikatan rangkap. Untuk karbon yang hanya
memiliki ikatan tunggal, gugus fungsi ini bebas berputar sehingga susah untuk
diidentifikasi. Sedangkan untuk karbon yang memiliki ikatan rangkap, gugus
fungsi ini tidak bisa bebas berputar dapat diidentifikasi sehingga memiliki
isomer geometri. Selain pada rantai alifatik, isomer feometri ini juga daoat
terjadi pada rantai karbon siklik misalnya
pada cincin karbon sikloalkana terbentuk bidang pseudo yang
dapat digunakan untuk menetapkan orientasi relatif atom atau gugus yang terikat
pada cincin tersebut.
Suatu isomer geometri dengan orientasi tertentu
dapat diubah orientasinya misalnya pada asam maleat atau cis-asam
butenadioat yang memiliki dua gugus karboksilat umumnya digunakan
sebagai bahan dasar untuk pembuatan asam fumarat atau trans-asam butenadioat.
Isomerisasi tersebut dapat dikatalisis menggunakan berbagai pereaksi seperti asam mineral yakni asam sulfat atau asam khlorida dan tiourea dan
pemanasan yang memadai. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/)
Perubahan isomer-isomer geometri seperti
perubahan asama maleat menjadi asam fumarat dapat terjadi karena rantai karbon
rangkap dua bertransisi menjadi ikatan tunggal dan pada saat berikatan tunggal
inilah perputaran gugus dapat berlangsung dengan bebas. Perubahan isomer ini
dapat terjadi mellaui pembentukan senyawa antara yang bersifat radikal (terdapat
atom C radikal) ( Tim Kimia Organikk I, 2016).
Pada isomer geometri dikenal dua
istilah, yakni cis- dan trans-. Untuk dua gugus yang
terletak pada satu sisi ikatan pi disebut cis yang
artinya “pada sisi yang sama” dan gugus-gugus yang
terletak pada sisi yang berlawanan disebut trans yang artinya “bersebrangan”. Perhatikan bagaimana
kata cis dan trans ini digabungkan ke dalam nama.
Sifat-sifat fisik (seperti titik didih) cis- dan
trans-1,2-dikloroetena berbeda; memang mereka senyawa yang berlainan. Tetapi
kedua senyawa ini bukanlah isomer-isomer struktur karena urutan ikatan
atom-atom dan lokasi ikatan rangkapnya sama. Pasangan isomer ini termasuk dalam
kategori umum stereoisomer; senyawa berlainan mempunyai struktur yang sama,
berbeda hanya dalam penataan atom-atom dalam ruangan. Lebih lanjut pasangan
isomer ini termasuk dalam kategori yang lebih spesifik : isomer geometri (juga
disebut isomer cis-trans) ; stereoisomer-stereoisomer yang berbea karena
gugus-gugus berada pada satu sisi atau pada sisi-sisi yang berlawanan terhadap
letak ketegaran molekul(Fessenden, 1997).
Calkon merupakan salah satu produk alam yang berlimpah
yang terdapat dalam berbagai bahan alam seperti buah-buahan, sayuran,
rempah-rempah, teh dan bahan makanan lainnya. Calkon termasuk dalam golongan flavonoid.
Struktur dasar calkon yaitu berupa dua cincin aromatik yang saling terikat.
Kedua cincin tersebut dihubungkan oleh tiga atom karbon yang tergabung dalam
sistem karbonil α β tak jenuh. Struktur senyawa 2,4-dihidroksi 3,5,6-trimetoksi
calkon memiliki isomer geometri cis dan trans. Berikut
3 isomer dari calkon :
V. Alat dan
Bahan
5.1 Alat
1.
Erlenmeyer
2.
Pembakar Bunsen
3.
Corong buchner
4.
Labu bulat
5.
Alat penentu titik leleh
5.2 Bahan
1.
Anhibrida maleat
2.
HCl pekat
3.
Kondesor refluks
VI. Prosedur
kerja
1. Didihkan 20
ml air suling dalam erlenmeyer 125 ml dan ditambahkan 15 gr anhibrida maleat
2. Setelah
larutan menjadi jernih,didinginkan labu dibawah pancaran air kran sampai
sejumlah maksimum asam maleat mengkristal dari larutan,dikumpulkan asam maleat
diatas corong buchner
3. Di
keringkan dan ditentukan titik lelehnya,dipindahkan larutan filtrat ke dalam
labu bundar 100 l.ditambahkan 15 ml HCl pekat dan refluks perlahan lahan selama
10 menit.kristal asam furmarat akan segera mengendap dari larutan
4. Di
didnginkan larutan pada suhu kamar,dikumpulkan asam fumarat dalam corong
buchner dan rekristalisasi dalam air.
5. Ditentukan
titik lelehnya dengan menggunakan jeling blok logam
yuk tontom video berikut ini :)
https://www.youtube.com/watch?v=Jz33rBxxsqU
waktunya jawab beberapa pertanyaan :
1. jelaskan tahap-tahap percobaan pada video sesuai dengan pemahamanmu!
2. mengapa digunakan air hangat, HCl dan batu didih dalam percobaan?
3. Bagaimana cara yang baik untuk menghentikan alat vakum?
yuk tontom video berikut ini :)
https://www.youtube.com/watch?v=Jz33rBxxsqU
waktunya jawab beberapa pertanyaan :
1. jelaskan tahap-tahap percobaan pada video sesuai dengan pemahamanmu!
2. mengapa digunakan air hangat, HCl dan batu didih dalam percobaan?
3. Bagaimana cara yang baik untuk menghentikan alat vakum?